Goa
Jatijajar adalah Goa Alam yang terletak di desa Jatijajar, Kecamatan
Ayah, Kabupaten Dati II Kebumen. Goa ini terbentuk dari batu kapur dan
telah diketemukan oleh seorang petani yang memiliki tanah diatas Goa
tersebut yang Bernama "Jayamenawi". Pada suatu ketika Jayamenawi sedang
mengambil rumput, kemudian jatuh kesebuah lobang, ternyata lobang itu
adalah sebuah lobang ventilasi yang ada di langit-langit Goa tersebut.
Lobang ini mempunyai garis tengah 4 meter dan tinggi dari tanah yang
berada dibawahnya 24 meter.
Pada
mulanya pintu-pintu Goa masih tertutup oleh tanah. Maka setelah tanah
yang menutupi dibongkar dan dibuang, ketemulah pintu Goa yang sekarang
untuk masuk. Karena dimuka pintu Goa ada 2 pohon jati yang besar tumbuh
sejajar, maka goa tersebut diberi nama Goa Jatijajar (Versi ke I).
Di
dalam Goa Jatijajar terdapat 7 (tujuh) sungai atau sendang, tetapi yang
data dicapai dengan mudah hanya 4 (empat) sungai yaitu :
1.Sungai Puser Bumi
2.Sungai Jombor
3.Sungai Mawar
4.Sungai Kantil
Tiap-tiap sungai/sendang mempunyai mitos, yaitu :
Untuk
sungai Puser Bumi dan Jombor konon airnya mempunyai khasiat dapat
digunakan untuk segala macam tujuan menurut kepercayaan masing-masing.
Sedangkan Sungai Mawar konon airnya jika untuk mandi atau mencuci muka,
mempunyai khasiat bisa awet muda. Adapun Sendang kantil jika airnya
untuk cuci muka atau mandi, maka niat/cita-citanya akan mudah tercapai.
Pada
saat ini yang telah dibangun baru Sendang Mawar dan Sendang Kantil,
Sedangkan Sendang Jombor dan Sendang Puser Bumi masih alami dan masih
belum ada penerangan serta licin.
Di
dalam Goa Jatijajar banyak terdapat Stalagmit dan juga Pilar atau Tiang
Kapur, yaitu pertemuan antara Stalagtit dengan Stalagmit. Kesemuanya
ini terbentuk dari endapan tetesan air hujan yang sudah bereaksi dengan
batu-batu kapur yang ditembusnya. Menurut penelitian para ahli, untuk
pembentukan Stalagtit itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Dalam satu
tahun terbentuknya Stalagtit paling tebal hanya setebal 1 (satu) cm
saja. Oleh sebab itu Goa Jatijajar merupakan Goa Kapur yang sudah tua
sekali.
Batu-batuan
yang ada di Goa Jatijajar merupakan batuan yang sudah tua sekali. Karena
umur yang sudah tua sekali itu, maka di muka Goa Jatijajar dibangun
sebuah patung Binatang Purba Dino Saurus sebagai simbol dari Objek
Wisata Goa Jatijajar, dari mulut patung itu keluar air dari Sendang
Kantil dan sendang Mawar, yang sepanjang tahun belum pernah kering.
Sedangkan air yang keluar dari patung Dino Saurus tersebut dimanfaatkan
oleh penduduk sekitar sebagai pengairan sawah desa Jatijajar dan
sekitarnya.
Adapun
Goa Jatijajar mempunyai panjang dari pintu masuk ke pintu keluar
sepanjang 250 meter. Lebar rata-rata 15 meter dan tinggi rata-rata 12
meter sedangkan ketebalan langit-langit rata-rata 10 meter, dan
ketingian dari permukaan laut 50 meter.
Sebelum
Goa Jatijajar dibangun sebagai Objek Wisata, dahulu dikelola oleh juru
kunci. Adapun silsilah juru kunci yang pernah mengelola Goa Jtijajar,
yaitu :
a. Juru Kunci Ke I - Jayamenawi
b. Juru Kunci Ke II - Bangsatirta
c. Juru Kunci Ke III - Manreja
d. Juru Kunci Ke IV - Jayawikrama
e. Juru Kunci Ke V - Sandikrama
Pada
tahun 1975 Goa Jatijajar mulai dibangun dan dikembangkan menjadi Objek
Wisata. Adapun yang mempunyai ide untuk mengembangkan atau membangun Goa
Jatijajar yaitu Bapak Suparjo Rustam sewaktu menjadi Gubernur Jawa
Tengah. Sedang pada waktu itu yang menjadi Bupati Kebumen adalah Bapak
Supeno Suryodiprojo.
Untuk
melancarkan dan melaksanakan pengembangan Goa Jatijajar ditunjuk
langsung oleh Bapak Suparjo Rustam cv.AIS dari Yogyakarta, sebagai
pimpinan dari cv.AIS adalah Bapak Saptoto, seorang seniman deorama yang
terkenal di Indonesia. Sebelum Pemda Kebumen melaksanakan pembagunan Goa
Jatijajar, terlebih dahulu Pemda Kebumen telah mengganti rugi tanah
penduduk yang terkena lokasi pembangunan Objek Wisata Goa Jatijajar
Seluas 5,5 hektar.
Setelah
Goa Jatijajar dibangun maka pengelolanya dikelola oleh Pemda Kebumen.
Sejak Goa Jatijajar dibangun, di dalam Goa Jatijajar sudah ditambah
dengan bangunan-bangunan seni antara lain: pemasangan lampu listrik
sebagai penerangan, trap-trap beton untuk memberikan kemudahan bagi para
wisatawan yang masuk ke dalam Goa Jatijajar serta pemasangan
patung-patung atau deorama.
Deorama
yang di pasang dan dalam Goa Jatijajar ada 8 (delapan) deorama, yang
patung-patungnya ada 32 buah. Keseluruhannya mengisahkan cerita Legenda
dari "Raden Kamandaka - Lutung Kasarung". Adapun kaitannya dengan Goa
Jatijajar ialah, dahulu kala Goa Jatijajar pernah digunakan untuk
bertapa oleh Raden Kamandaka Putera Mahkota dari Kerajaan Pajajaran,
yang bernama aslinya Banyak Cokro atau Banyak Cakra.
Perlu
diketahui bahwa jaman dahulu sebagian dari wilayah Kabupaten Kebumen,
adalah termasuk wilayah kekuasaan Pajajaran, yang pusat pemerintahannya
di Bogor (Batutulis) Jawa Barat.
Adapun
batasnya yaitu Kali Lukulo dari Kabupaten Kebumen sebelah Timur Kali
Lukulo masuk ke wilayah Kerajaan Mojopahit, sedangkan sebelah barat Kali
Lukulo masuk wilayah Kerajaan Pajajaran. Sedangkan cerita itu
terjadinya di kabupaten Pasir Luhur, yaitu daerah Baturaden atau
Purwokerto pada abad ke-14. Namun keseluruhan Deoramanya dipasang di
dalam Goa Jatijajar.
No comments:
Post a Comment