Mendengar nama Petruk, orang tentu akan
teringat nama Ponokawan anak Ki Semar yang berbadan tinggi, namun
hidungnya sangat mancung. Konon, dalam cerita pewayangan, Petruk ini
anak dari lelembut Banaspati yang kemudian diambil anak oleh Ki Semar
dan Petruk ini dikenal mempunyai banyak akal.
Sayangnya banyak orang telah mendengar
Goa Petruk, tetapi masih enggan untuk mengunjungi obwis tersebut. Cukup
beralasan barang kali, memang karena untuk masuk Goa Petruk ini
diperlukan persiapan yang cukup. Lagi pula, percuma kalau datang ke Goa
Petruk ini hanya mengintip dari mulut Goa Petruk yang menganga cukup
lebar.
Perlu diketahui, bahwa di dalam Goa yang mungkin terlihat cukup menakutkan, karena tak ada pijaran atau nyala lampu seperti di Goa Jatijajar, atau Goa lain yang ada di Indonesia. Namun Goa Petruk ini menurut catatan Doktor Koo, seorang pakar Goa dari luar negeri mengatakan, bahwa Goa Petruk ini merupakan Goa terindah di seantero Nusantara.
Untuk itu, pakar Goa ini meminta pada
Pemda Kebumen, agar Goa tersebut tetap dijaga kealamiannnya. Bahkan,
untuk diterangi dengan listrik, juga tak diperkenankan. Namun pengunjung
jangan khawatir, di sini tersedia Guide atau pemandu yang selalu siap
mengantar disertai dengan peralatan lampu yang memadai.
Tiga Goa
Goa Petruk ini sebetulnya terbagi
menjadi tiga bagian. Bagian pertama atau di lantai I hanya terdapat
kelelawar yang berterbangan ke sana kemari dan bau kurang sedap. Sedang
untuk Goa kedua dalam lokasi tersebut diberi nama Goa Semar.
Dalam Goa inilah kita akan disuguhi
dengan pemandangan dari bebatuan yang cukup indah dan mempesona. Bahkan
ada yang mengatakan, masuk Goa Petruk laksana melihat alam yang tiada
taranya karena terdapat batu stalaktit dan stalagmit yang mempesona dan
menyerupai berbagai bentuk.
Sedang goa yang terakhir, disebut Goa
Petruk, karena dalam Goa tersebutlah sebetulnya terdapat batu yang
mempunyai ujud seperti hidungnya Petruk. Sayang, karena ulah Belanda
yang waktu itu melakukan penambangan phosfat, hidung Petruk yang
merupakan Logo dari Goa tersebut putus dan kini sudah tak kelihatan
lagi.
Tapi bukan itu sebetulnya yang
ditawarkan oleh goa tersebut, di mana keindahan goa tersebut bukan hanya
dari hidung Petruk yang sangat mancung, tetapi panoramanya yang memang
cukup indah. Untuk itu tidak ada salahnya kalau wisatawan bahkan
memerlukan waktu berjam-jam berada di Goa Petruk ini.
Batu Payudara
Begitu
memasuki mulut goa, dan kita masuk di goa Semar yang dikenal banyak
senyum ini, memang goa ini menjanjikan kita untuk kagum dan mengagumi
goa tersebut. Tak salah, kalau Diparta Kebumen memberinya nama Goa
Semar. Sebab, di goa tersebut orang akan tersenyum kagum melihat
stalagtit dan stalagmit yang aneh-aneh.
Batuan yang paling ujung di sini adalah
batu yang diberinya nama Batu Payudara, atau orang menyebutnya sebagai
batu susu. Tentu nama ini bukan sekedar mencari popularitasnya saja,
yakni mengambil nama sedikit porno. Kenyataannya batuan stalagtit ini
memang berbentuk seperti putik-putik seorang ibu yang sedang menyusui.
Stalagtit ini bukan satu dua, tetapi
jumlahnya puluhan, sehingga orang sampai di ujung Goa Semar (goa kedua)
di Goa Petruk ini diingatkan pada masa kanak-kanak, di mana kita semua
tentu pernah menyusu pada Ibu dan ASI inilah yang membuat kita tumbuh
menjadi remaja dan seterusnya.
Batu Dasi
Kalau kita pernah baca ada petani
berdasi, atau ada preman berdasi dan nelayan berdasi, Goa Petruk
sebetulnya paling utama mempunyai istilah tersebut, sebab, dalam goa
tersebut ada pula batuan yang mirip sekali sebuah dasi, tak aneh bila
ada menyebutnya sebagai Batu Berdasi.
Selain berbentuk mirip dasi, nampak seperti goresan lukisan seorang
pelukis yang cukup ternama tentunya. Bahkan, mirip ada warna di
sana-sini yang membuat keindahan stalagmit batu berdasi ini, nampak
sebuah lukisan yang cukup berbobot, sepertinya bekas sebuah sapuan kuas
yang begitu rapinya.
Begitu juga dengan Gajah yang kalau di
Lampung cukup merepotkan, karena sering merusak tanaman. Untuk itu,
Pemda setempat sampai mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk
mendirikan sebuah Sekolah Gajah. Tetapi di Goa Petruk ini, terdapat
Stalagmit yang menyerupai bentuk Gajah.
Tentu saja, Gajah di sini tidak liar
sepertinya di Lampung, sebelum hewan berbelalai panjang ini
disekolahkan. Gajah di sini bahkan terlihat nampak indah dan mempesona.
Sepertinya, kita memasuki sebuah Kebun Binatang yang khusus hanya untuk
hewan Gajah.
Tak apalah, kalau kita tak bisa melihat
lagi hidung Petruk di Obwis tersebut. Sebab, kita masih bisa menyaksikan
batuan stalagmit yang mirip Ki Lurah Semar dalam cerita pewayangan.
Semar yang sebetulnya merupakan perwujudan dari Dewa yang mengejo wantah
ini terlihat begitu menawan.
Sendang dan Air Terjun
Semakin kita masuk ke dalam Goa Petruk
ini, kita semakin penasaran dengan batuan yang begitu indah. Sebab, di
sini terdapat pula batuan yang mirip tempat tidur, atau pelaminan
seorang pengantin baru. Ada lagi batu yang menyerupai sebuah lumbung
padi, sehingga batuan tersebut di beri nama
batu lumbung
Jangan takut, kalau dalam Goa Petruk ini
kita melihat sebuah batu yang mirip sekali dengan sebuah mayat yang
tergeletak. Bukan hanya bentuknya, tetapi warna dari batu tersebut
memang tampak putih, bak sebuah kain mori yang membungkus sebuah mayat
yang siap untuk dimakamkan. Tetapi begitu indah bebatuannya.
Bukan Goa Petruk, kalau tidak menyimpan
sejumlah bebatuan yang beraneka ragam bentuk yang begitu menawan, indah
dan membuat orang yang melihatnya berdecak-decak kekaguman. Bahkan,
membuat orang enggan keluar dari goa tersebut. Bukan tanpa alasan,
kaerna dalam goa ini juga dapat terlihat adanya sejumlah sendang dan air
terjun yang bahkan airnya mirip busa sabun.
Sambil menikmati bebatuan yang banyak
aneka ragam dan bentuknya, telinga kita akan mendengarkan bunyi tik
…tik. .. tiiiikkkk, dari air yang jatuh dari langit goa, atau dari
bebatuan yang indah, sehingga menambah kenyamanan kita untuk menyaksikan
keajaiban Tuhan Pencipta Alam Semesta.
Untuk mengunjungi goa Petruk ini,
sebaiknya kita telah mempersiapkan peralatan berupa sepatu dari plastik
atau kare, sehingga tidak bisa tembus air. Tetapi, jangan gunakan sepatu
yang berhak tinggi yang nantinya akan cukup merepotkan.
Peralatan lain yang perlu dipersiapkan
adalah senter yang cukup terang dan topi untuk menghindari benturan.
Bila perlu, kita bawa kamera dengan lampu blitz yang baik. Dengan
demikian kita bisa menyaksikan keindahan Stalagmit dan Stalaktit Goa
Petruk sekaligus diabadikan. Sesampai di rumah, kalai diperlukan,
photo-photo Goa Petruk ini bisa dipajang untuk hiasan dinding yang cukup
indah.
sumber : kebumenkab.go.id
No comments:
Post a Comment